TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Rabu, 15 Mei 2013

Mengevaluasi Podolski di Musim Pertamanya di Arsenal

Lukas Podolski tampil memukau saat Arsenal menaklukkan Wigan Athletic dengan mencetak dua gol. Cukupkah itu untuk menyebut pemain Jerman tersebut sukses di musim pertamanya di Liga Inggris?

Podolski mencetak satu gol pembuka dan gol ketiga Arsenal yang mengantarkan timnya menang 4-1 atas tim tamu malam tadi (14/5). Kemenangan ini membuat The Gunners menempati peringkat empat klasemen, posisi terakhir Liga Champions, dan berpeluang besar lolos ke kompetisi tersebut karena musim hanya menyisakan satu laga lagi.

Melawan Wigan, Podolski yang sepanjang musim ini lebih sering ditempatkan di sayap kiri, kembali diberikan posisi ujung tombak seperti saat pertandingan pertamanya melawan Sunderland di Emirates Stadium. Meski di pertandingan tersebut ia gagal mempersembahkan gol, namun ia dinilai langsung membuktikan bahwa dirinya punya kemampuan untuk menjadi penggedor utama.

Statistiknya semalam menunjukkan ia memberikan kontribusi cukup besar di lini serang Arsenal dan bermain cukup efektif. Sepanjang laga, ia melakukan empat kali tendangan di mana tiga diantaranya mengarah ke gawang dan berbuah dua gol. Sedangkan The Walcott yang melepaskan enam tendangan, hanya empat yang tepat sasaran dan satu yang berbuah gol.

Menjadi target man bukan berarti Podolski minim terlibat dalam menyusun serangan. Tercatat 31 kali melakukan umpan dengan tingkat akurasi mencapai 84%. Ia jauh lebih unggul dari Walcott yang hanya membuat 14 umpan dan akurasinya hanya 64%.

Sedangkan tiga gelandang lain dominan dengan passing-nya, yaitu Santi Cazorla 61 umpan (4 assist), Aaron Ramsey (73), dan Mikel Arteta (60). Podolski hanya selisih lima umpan dari Tomas Rosicky yang membuat passing 36 kali.

Di musim ini sendiri, Podolski telah mencetak 16 gol dan 11 assist di berbagai kompetisi, 11 gol di antaranya di Liga Primer. Namun uniknya, sebagian besar golnya justru lahir ketika ia ditempatkan sebagai sayap.

Ia telah 26 kali ditempatkan di posisi sayap kiri dan menghasilkan 11 gol. Sedangkan di posisi penyerang utama, ia baru empat kali bermain dengan mencetak dua gol. Namun ini menunjukkan bahwa rataan golnya lebih baik ketika berada di ujung tombak dengan 0,5 gol dengan berbanding 0.42 saat di sayap.

Total pemain 27 tahun ini telah bemain 41 kali di berbagai kompetisi dengan catatan tersebut. Untuk ukuran pemain yang dibeli dengan harga 12 juta euro dan diproyeksikan sebagai pengganti Robin van Persie, mungkin ini dinilai tidak cukup.

Selain itu, ia jarang sekali bermain penuh 90 menit sepanjang kompetisi saat ini. Dari 37 laga Arsenal di Liga Primer ia memang telah bermain 32 kali, namun hanya empat kali ia bermain penuh dari jumlah tersebut. Hal ini disebut-sebut disebabkan karena cedera yang masih menghinggapinya. Kabar menyebutkan bahwa Podolski akan menjalani operasi di bagian engkelnya pada musim panas nanti.

Terlepas dari semua itu, sebagian kalangan justru menilai bahwa mantan pemain FC Koln dan Bayern Munich itu cukup sukses di musim pertamanya. Ukuran paling gampang adalah ia telah menorehkan 16 gol dan 11 assist, sedangkan selama ini ia lebih banyak diberi peran sebagai sayap kiri, yang bukan posisi unggulannya. Belum lagi mempertimbangkan cederanya.

Ditulis Oleh : Mariz Aphresy // 06.16
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Peringkat

Translate

Mariz Aphresy. Diberdayakan oleh Blogger.