TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Jumat, 22 Maret 2013

Sebuah Tragedi Jika Arsenal Tak Lolos ke Liga Champions

Musim depan Arsenal bisa saja tak lolos ke Liga Champions. Maka demi menghindari "Tragedi" tersebut, di sisa musim ini The Gunners diminta tampil seperti saat mengalahkan Bayern Munich.

Arsenal saat ini masih berada di peringkat kelima klasemen dengan 50 poin dari 29 laganya, selisih dua dengan Chelsea (peringkat 4), empat dengan Tottenham Hotspur (peringkat ketiga) dan sembilan dengan Manchester City (peringkat kedua).

Secara matematis dengan menyisakan 10 pekan lagi, peluang Arsenal untuk lolos ke Liga Champions sebenarnya masih terbuka. Tapi menilik performa inkosisten sepanjang musim ini, bukan tak mungkin posisi empat besar akan lepas dari Arsenal di akhir musim.

Arsenal kerap tersandung ketika mereka dalam posisi diunggulkan seperti saat disingkirkan tim-tim non Premier League di Piala FA (Blackburn Rovers) dan Piala Liga (Bradford City). Namun ketika tampil nothing to lose saat meladeni Bayern di leg kedua babak 16 besar lalu, mereka tampil trengginas dan menang 2-0 -- meski akhirnya gagal lolos karena kalah agregat gol tandang 3-3.

Maka posisi empat besar jadi hadiah hiburan untuk pasukan London Utara itu yang untuk delapan tahun secara beruntun nir gelar. Jika saja hal itu gagal didapatkan maka untuk pertama kalinya sejak ditangani Arsene Wenger tahun 1996, Arsenal gagal mentas di kompetisi antarklub terelit di Eropa itu.

Hal ini tentunya tak diinginkan segenap anak-anak penghuni Emirates Stadium dan maka dari itu Theo Walcott menyerukan agar rekan-rekan setimnya bisa mempertahankan performa seperti saat melawan Bayern lalu di sisa musim ini.

"Kami ingin tampil seperti saat melawan Bayern Munich, akan menjadi sebuah tragedi jika tim ini tidak lolos ke Liga Champions," ujar Walcott di Mirror.

"Cara kami bermain di Jerman lalu memperlihatkan bahwa kami tampil di bawah performa kami. Kadang naik kadang turun. Kami sangat frustrasi jika itu terjadi di partai-partai penting. Kami punya banyak pemimpin di tim ini, saling memerintah satu sama lain. Dibanding sebelumnya tim ini lebih komunikatif saat ini," lanjutnya.

"Kami terlalu sering diam, kami takut untuk saling mengingatkan satu sama lain. Kini kami harus memperlihatkan komunikasi yang lebih baik, seperti saat ini main di Jerman. Kami tidak harus selalu berkomunikasi seperti itu, tapi kami harus tahu kapan melakukannya di saat penting."

"Kami peduli, kami ingin membuktikan bahwa kami ingin menang serta memperlihatkan hasrat dan komitmen kami. Kami harus memperlihatkan itu kepada pemain lain dan juga kadang-kadang kepada wasit," demikian Walcott.

Ditulis Oleh : Mariz Aphresy // 18.00
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Peringkat

Translate

Mariz Aphresy. Diberdayakan oleh Blogger.